-->

Ki Dalang Asep Sunandar Sunarya

Andis Ruswandi


Asep Sunandar Sunarya lahir di kabupaten Bandung dengan angka kelahiran yang unik yakni 05-05-1955.
Ketika kecil diberi nama Asep Sukana, Ia dibesarkan pamannya, Jaja (Djadja) hingga lulus SMP. Mulai belajar mendalang kepada ayahnya, Abeng Sunarya, Tahun 1968.

Tahun 1970 menjadi dalang siang hari, Ia berhasil memperoleh Ijasah Kursus Padalangan dari Yayasan Padalangan Jawa Barat tahun 1972. berturut-turut tahun 1979 dan 1980 menjadi juara I (satu) dalam Binojakeama Pedalangan se Jawa Barat yang diselenggarakan oleh Yayasan Padalangan Jawa Barat. Tahun 1985, Ia memperoleh Bokor Kencana Astagina sebagai rombongan pinilih se Jawa Barat.

Asep sunandar Sunarya sangat termpil memainkan hampir semua tokoh wayang, terlebih-lebih memerankan panawakawan (Semar, Cepot, Udel, dan Gareng), baik dalam dialog maupun dalam memainkan petarungan antara para raksasa. Saat melakukan paguneman ia pandai menyelipkan penerangan kepada penonton berupa pepatah, falsafah, serta ajaran Agama Islam. bentuk-bentuk penerangan amat kaya dan kreatif, yang ia ambil dari pola-pola tradisi dilengkapi dengan trik-trik gerakan silat, sandiwara, dan imitasi film.

Dengan modal bakat, pengalaman serta kreativitas yang terus dikembangkan, Asep Sunandar Sunarya sangat terkenal diberbagi kalangan. acapkali ia diundang untuk melakukan pertunjukan di luar negri, antara lain: Perancis, Amerika, Jerman, dan Inggris.Ditelevisi nasional, Aep Sunandar Sunarya pernah mengasuh program Asep Show, sajian kolaborasi wayang cepot dengan pelawak nasional.
Mimpi adalah sebuah misteri yang multi tafsir kebanyakan orang menganggapnya sebagai bunga tidur namun tidak sedikit juga yang beranggapan bahwa mimpi adalah medium Tuhan "Menyampaikan" pengetahuan-Nya kepada manusia, dan yang namanya tafsir itu pastinya banyak versi. Kita tidak pernah paham secara detil apa hubungannya antara mimpi dengan kenyataan.

namun inilah kenyataan yang dialami seorang Ibu pada tahun 1955 di Kampung Giriharja Bandung. Ia bernama Tjutjun Jubaedah (biasa dipanggil Abu Tjutjun), isteri seorang dalang terkenal pada masanya yakni Abeng Sunarya (biasa dipanggil Abah Sunarya).

Suami Istri ini dikarunia 13 orang anak:

  1. Suherman Sunarya
  2. Ade Kosasih Sunarya
  3. Miktarsih Sunarya
  4. Otah Saodah Sunarya
  5. Ilis Sunarya
  6. Nanih Sunarya
  7. Asep Sunandar Sunarya (Sukana)
  8. Imas Sunarya
  9. Iden Subrasana Sunarya
  10. Nunuk Sunarya
  11. Permanik Sunarya
  12. Ugan Sunagar Sunarya
  13. Agus Sunarya

Inilah salah satu episode tautan antara mimpi dengan kelahiran. Ketika usia kandungan Abu Tjutjun menginjak bulan ketujuh Ia bermimpi bahwa kalau anak yang ke-7 dalam kandungannya lahir maka tidak boleh diberi nama. 3 September 1955 Abu Tjutjun melahirkan putra ke-7 seorang anak laki-laki. teringat akan mimpinya maka jabang bayi tersebut tidak diberi nama.

Kehidupan Bromo
Pada umur 17 tahun Asep Sunandar Sunarya menikahi Euis Garnewi (16 tahun) seorang Pesinden juga anak seorang Camat. Dari pernikahannya itu Asep dikaruniai 1 orang anak perempuan dan 2 orang anak laki-laki  yaitu: Mae Saroh, Dadan Sunandar, dan Dani. Namun nasib tak bisa ditolak, perkawinan mereka hanya bertahan hingga 7 tahun, meraka pun sepakat untuk bercerai secara baik-baik.

Tuhanpun mempertemukan Asep dengan Elas Sulastri (18tahun) seorang Gadis asal Lembang Jawa Barat, tahun 1978, saat itu usia Asep 23 tahun. Dari pernikahannya Asep dikarunia 1 orang anak lakii-laki dan 2 orang anak perempuan yaitu: Dinar Mustika, Elin, dan Gina Tridasanti. Namun, lagi-lagi jalan hidup tidak ada yang menduga. Pernikahannya dengan Elas kandas ditengah jalan. Usia pernikahannya dengan Elas Sulastri hanya berlangsung 6 tahun.

Pada usia 29 tahun Asep menikah lagi dengan Ati (20tahun) seorang Gadis asal Rancaekek, Bandung Jawa Barat. Dari pernikahannya dengan Ati lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Cipta Dewa atau sering dipanggil Ito. Pada tahun yang sama, Asep menikah lagi dengan gadis asal Cangkuang bernama Sumirat (sebagai istri kedua), dari pernikahannya dengan Sumirat lahirlah seorang anak laki-laki yang diberinama Gunawan Wibiksana. Inilah jalan kehidupan Asep. Sama sekali yang bersangkutan tidak pernah tahu bahwa dirinya harus berpoligami.

Tahun 1985 saat Asep berusia 31, Ia terpikat gadis cantik dari Cianjur Kadupandak yang bernama Nenah Hayati (15 tahun). Pertemuannya bermula saat Asep sedang pentas di daerah tersebut. Pendek cerita akhirnya mereka sepakat untuk menjalin tali kasih, yang seterusnya menikah pada tanggal 4 Maret 1985. Kedua istrinya yang dimadu tersebut dangan rela harus melangsungkan perceraian sebagai jalan terbaiknya setelah mengetahui suaminya sudah menikah lagi dengan gadis cantik yang baru lulus dari SMP.

Dari pernikahan tersebut lahirlah 6 orang anak laki-laki: Batara Sena, Gysta Gumilar Agustina, Yogaswara Sunandar, Sunan Purwa Aji, Aria Sadewa, dan Maulana Yusuf. Hingga saat ini hanya satu istri yang hidup serumah dengan Asep.

Hidup dan jalan kehidupan seseorang memang menjadi rahasia Tuhan.

"Euweuh.. Euweuh nu nyaho manusa mah soal jodo, pati, bagja katut cilaka. kitu deui jeung Uing, ah teu nyangka wé sagala rupana ogé, geus kieu wé kuduna, da mémang kieu gening kanyataanana. teu Dalang, teu Présidén, teu Hancip, teu Ulama teu saha, ari ceuk nu Maha Sutradara kudu A nya pasti kajadian A. Aaaaah tarima wé ku kasadaran da sagala gé teu hayang komo embung". Ujar Asep.

Dalang kondang ini memiliki riwayat penyakit jantung dan rencananya akan dibawa ke sebuah rumah sakit di Singapura untuk berobat. Namun takdir berkata lain, pada tanggal 31 Maret 2014, Asep Sunarya meninggal

Berikut Video-video cuplikan Wayang Golek Ki Asep Sunandar Sunarya




Andis Ruswandi Andis Ruswandi Andis Ruswandi Andis Ruswandi

Download Koleksi Wayang Golek Full
Download 75 Koleksi Photo Wayang terlengkap
Password Winrar : adesta-music.blogspot.com
BERBAGI :